Wednesday, March 28, 2012

untukmu

Dear, you..

Hei, kamu yang disana!
Yang dahulu pernah mengisi relung hatiku yang hampa. Apa kabar? Kuharap baik. :)
Sebenarnya, aku mau mengakui sesuatu.
Sesuatu yang teramat sangat mengganjal di dadaku.
Tahukah kamu?
Baik, aku takkan mau bertele-tele sekarang. Waktuku singkat dan aku harus segera mengatakan ini padamu sebelum semuanya terlambat.
Maaf. Maafkan aku.
Dua kata itu.. Aku hanya bisa mengucapkan dua kata itu untukmu.

Masih ingat kisah kita dulu?
Ah, bagaimanapun kisah itu masih tetap indah. Bagaimana jika menurutmu?
Jika kau masih mengingat kisah kita, mau tak mau juga ajan teringat padanya..
Seseorang dari masa lalu..
Yang sangat kau cintai sebelum aku, bahkan rasa cintamu itupun lebih besar padanya.
Miris awalnya, ketika aku sadar bahwa kau yang selama ini tersenyum riang bahagia tetapi ternyata senyum itu kerena dirinya, bukan aku. Walaupun senyum itu selalu menghisai wajahmu saat bersamaku.
Sakit. Ketika tahu bahwa senyummu yang dapat mengalahkan sinar matahari itu ditujukan untuknya, bukan untukku. Aku tahu kau sangat mencintainya. Tertulis jelas di wajah manismu itu. Bagaimanapun, aku takkan bisa menerimanya. Rasanya sangat tak adil untukku.
Tetapi akhirnya aku sadar juga bahwa cinta tak bisa dipaksakan. Kau akan tetap mencintainya. Walau malam berganti siang, walau air di laut telah surut, walau matahari terbit disebelah barat, walau ada aku—seseorang yang berharap setitik cinta untuk bertahan hidup.
Toh, kau bahagia kan. Walaupun sakit untukku. Rasanya, kau akan lebih bahagia bila bersamanya. Tidak apa-apa, aku takkan bisa melarang cintamu itu. Tak apa asal kau bahagia.. :')
Maafkan aku.
Satu hal lagi, aku takkan bisa menghalang ini lagi. Sebuah rahasia kecil. Aku tak bisa menahan untuk tidak mengakuinya padamu. Tetapi aku masih dan akan terus berharap dan berharap bahwa cinta itu memang ada. Di saat dan waktu yang tepat. Di senyum dan dihati yang tepat.
Mau tahu rahasia kecil yang masih terus menghantui hatiku itu? Maukah?
Kau takkan bisa pergi lagi. Ragamu mungkin t'lah jauh entah dimana tetapi cintamu itu sudah mendarah daging di relung hatiku.
Terima kasih. Terima kasih karena t'lah mencerahkan hari-hariku yang kelam dahulu dengan setetes tinta kasihmu itu. Terima kasih karena t'lah memberikan senyum itu padaku.
Aku mencintaimu, sama seperti dulu.


Dariku,
Yang masih dan selalu mencintaimu.


No comments:

Post a Comment